Ini tentang hidup, dan bagaimana kita menjalaninya [?] Tuhan telah menghendaki kehidupan kita, namun kita berhak mengatur dan membawa kemana hidup kita. Saya pernah menyimak penjelasan salah satu guru saat masih duduk di bangku sekolah dulu. Beliau pernah menjelasakan bahwa apapun yang terjadi, kita berhak atas hidup kita. Contoh simplenya, Tuhan telah menghendaki kita menjadi orang bodoh, namun apabila kita berusaha terus belajar dan berusaha, Insyaallah anggapan orang lain tentang kebodohan kita. akan segera raib. Terlebih kita dapat mempertahankan prestasi tersebut. Itu luar biasa.
Sahabatku semuanya, terkadang cobaan yang di berikan oleh-Nya dapat membuat kita patah semangat. Betul. Tidak menampik kemungkinan, saya pun juga demikian. Tidak henti-hentinya kita berkeluh kesah dengan pertanyaan "Mengapa" seakan kita menjadi orang yang paling sengsara di dunia ini. Terlebih jika memang cobaan itu teramat sangat menyedihkan.
Yang perlu harus wajib kita ingat. Tuhan tidak akan memberikan cobaan di luar kemampuan kita. Percayalah, pasti akan ada jalan keluar dan solusi untuk menyelesaikannya. Dan itu kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Selanjutnya ketika ujian itu dapat kita hadapi dengan baik, maka cobaan plus cobaan tersebut akan sama dengan BAHAGIA.
Beberapa waktu yang lalu, saya mengalami kejadian yang luar biasa. Dan mungkin tidak dapat saya lupakan begitu saja. Keluarga saya lengkap berkumpul di teras rumah. Mama pulang lebih cepat dari ladang. Ayah juga bertepatan berada di rumah. Adik lelakiku satu-satunya juga turut serta nimbrung. Sementara saya juga pulang lebih cepat dari kelas mengajar. Kami duduk bersama, bercengkrama, dan bersautan berbicara. Terima kasih ya Tuhan, Engkau Selalu Esa di hatiku.
Karena saya gila sosmed, sengaja saya abadikan moment tersebut melalui posting di wall facebook dan saya teruskan ke twitter.
"Mari olahraga gowes Balung Karangduren, keringeten, adus, macak boys, terus ngombe es, rokok'an nang emperan. Dan menikmati inilah hidup. Duh Gusti, matur nuwun sanget!!!"
Sengaja memang, karena saya ingin pamer tentang kebahagiaan keluarga kami. Sebuah keluarga sederhana yang masih berhak mendapatkan kebahagiaan. Terima kasih buat sahabatku yang sudah bersedia memberikan komentar dan jempolnya di posting saya. Khususnya Mas Akhmad Muhaimin Azzet dan Mbk Vera Astanti yang seketika itu juga menginspirasi saya untuk memposting lanjutannya di blog ini. Juga menggelitik saya untuk turut menautkan komentarnya di judul posting kecil ini. Agar kebahagiaan itu kian abadi disini. Terima kasih Ya Allah.
Kesimpulannya, bahagia itu memang sederhana. Berkumpul bersama keluarga, duduk berdiskusi dengan sahabat, mengajar adik-adik, memberikan pelayanan yang baik di warnet, menghadiri undangan pernikahan sahabat dan mengispirasi banyak orang tentunya.
Sahabatku yang baik hatinya, jangan tunda-tunda lagi. Segera ciptakan kebahagian itu segera mungkin, jangan sia-siakan waktu berkumpul kalian. Jangan jadikan kesibukan kalian sebagai alasan untuk tidak bahagia. Berusahalah Insyaallah bahagia itu akan hadir dalam hidup Anda semuanya. Agar hidup kita akan lebih baik dan semakin bermanfaat. Thank you dear.
kebahagian kita yang bisa menciptakan
BalasHapusBetul kalau bukan kita siapa lagi *kayak sponsor aja*
Hapussejatinya bahagia itu sederhana, namun sekarang bahagia menjadi sesuatu yang mewah bagi sebahagian orang yg kehilangan kebahagiaan karena mengejar duniawi, jadi kembali bersandar pada ALLAH SWT mengsyukuri apa adanya..maka bahagia kan menghampiri kita,,,karena bahagia itu memang sederhana ...
BalasHapuskeep happy blogging always...salam dari Makassar :-)
Intinya bersyukur ya Pak. Semoga kita gak hanya mengejar kebahagiaan duniawi saja, namun juga harus berimbang dengan kebahagiaan akhirat nanti. Terima kasih sudah turut menginspirasi ya Pak. Salam kembali dari Jember.
Hapussesederhana untuk tersenyum :)
BalasHapusSiap Mbk Yu.
HapusEh kemana aja ini orang kagak pernah kelihatan. Habis semedi ya Mbk. Hehee. Thanks ya :)
sederhana tapi mengena....
BalasHapusAlhamdulillah kalau mengena ke hati ya Mak :) Terima kasih sudah berkunjung.
Hapusadem bacanya ^_^
BalasHapusTerima kasih Mak.
Hapussekarang ini saya lagi di puncak rindu berkumpul dengan keluarga.. baca ini jadi makin rindu :)
BalasHapusWah saya ikutan seneng Pak Ustadz. Selamat berkumpul dengan keluarga ya Pak. Semoga selalu sehat. Terima kasih sudah kemari.
Hapussetujuu pake bangeuud..
BalasHapusbahagia itu sederhana..
cukup meninggalkan komen dimari..
memeberikan sekeranjang senyuman
Benar ya Mak Nchie. Kita berkunjung keblog teman-teman yang lain juga termasuk menyebarkan kebahagiaan. Jadi yang punya artikel merasa diperhatikan. Terima kasih Mak imut.
HapusKadang saya mikir, sdhkah saya membuat org lain bhagia?
BalasHapusSaya yakin sudah pasti Mak. Kalau memang merasa belum, ayo dilakukan dari sekarang menyebarkan kebahagiaan.
HapusMas, bahasamu mirip bgtt Pak Mario. :D
BalasHapusSemoga bahagia terus ya, Mas Im.
Benar Mas, bahagia itu sederhana sekali. Dan lebih bahagia bila membaca postingan dalam berbagi ini dengan mensisipkan bahasa daerah untuk di ketahui khalayak ramai dalam meperkenalkan tradisi dan budaya bahasa daerah bangsa Indonesia.
BalasHapusSalam wisata
benar sekali,,bahagia sangat sederhana,,bahagia saat mendapat teman baru,,,iya nggak :)
BalasHapusHampir sebulan yang lalu yak, postingan ini. Waduh aku ketinggalan jauuuh. :D
BalasHapusYup, bahagia itu sederhana. Tidak rumit untuk menciptakannya. Tidak perlu menjadi presiden lebih dulu, tidak perlu menjadi konglemerat dulu, tidak perlu menempuh ujian terlebih dulu. Ah mendapat senyum dari yang terkasih sudah bisa membuat hati bahagia. :)
Bahagia itu sederhana, maka ga usah nunggu lama-lama untuk bisa biahagia ya, Mas....
BalasHapusseuju,bahagia itu sederhana jika kita bisa menyikapi dengan bijak tentang ujian atau cobaan yang di berikan NYA
BalasHapus